Fungsi
AGIL
Keluarga memiliki berbagai fungsi penting yang
menentukan kualitas kehidupan baik kehidupan individu, keluarga, bahkan kehidupan
social (kemasyarakatan). Fungsi keluarga dapat dibagi menjadi fungsi ekspresif
dan instrumental. Fungsi ekspresif keluarga berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan emosi dan perkembangan, termasuk moral, loyalitas, dan sosialisasi
anak.
Sementara
itu, fungsi instrumental berkaitan dengan manajemen sumberdaya untuk mencapai
berbagai tujuan keluarga (Sunarti, 2008).
Salah satu teori yang dapat digunakan dalam
menjelaskan fungsi keberlangsungan keluarga adalah teori AGIL (Adaptation,
Goal Attainment, Integration, dan Latency), yang
diperkenalkan oleh Talcott Parsons. Berdasarkan hasil penelitian yang mendalam
mengenai struktur dari proses interaksi, Parsons menyatakan bahwa keluarga
dapat dianggap sebagai contoh dari kelompok kecil dalam sistem sosial. Parsons
melakukan penelitian mengenai teori AGIL yang menghasilkan sebuah buku
berjudul Working Papers in Theory of Action (WPTA)
yang
menjelaskan bahwa setiap sistem sosial mempunyai empat masalah fungsional utama
secara berturut-turut, yaitu adaptasi terhadap situasi dan kondisi eksternal,
perangkat kontrol terhadap kinerja-kinerja yang berorientasi tujuan, manajemen
pengungkapan perasaan dan tekanan dari para anggotanya, serta mempertahankan
integrasi sosial antara sesama anggotanya sebagai suatu keutuhan bersama
(Parsons 1953, diacu oleh Hamilton 1983).
Keluarga adalah suatu pranata sosial yang sangat
penting fungsinya dalam setiap masyarakat (Ogburn 1999, diacu oleh Nuryani
2007). Yang menarik dari teori Ogburn (1999) bagi peminat studi keluarga adalah
pendapatnya bahwa sistem keluarga berubah sebagai akibat perubahan teknologi.
Proses sosialisasi pada tahap ini dapat digambarkan melalui kerangka A-G-I-L
yang diperkenalkan oleh Talcott Parsons dalam menganalisis tindakan-tindakan
sosial (D.P. Jonson, 1086 hal 128-136). Fase-fase seperti adaptation, goal
attainment, integration, dan lattent pattern maintenance tidak
ada batasan yang jelas, karena merupakan suatu proses yang terjadi secara
sinambung. Fase-fase tersebut dalam proses sosialisasi dijelaskan sebagai
berikut:L-A-G-I. Parsons lebih mengarah ke pendekatan structural fungsional:
yang disoroti
1) fungsi-fungsi keluarga untuk masyarakat
2) fungsi-fungsi dari subsistem dalam keluarga untuk
keluarga dan
subsistem-subsistem
itu sendiri
3) fungsi-fungsi keluarga
untuk anggota-anggota keluarga termasuk perkembangan kepribadian.
Dengan
kata lain yang dipelajari adalah :
1)Hubungan
antara keluarga dan unit-unit sosial yang lebih luas
2)Hubungan
di antara keluarga dan subsistem-subsistemnya
3)Hubungan
diantara keluarga dan kepribadian.
Pada
dasarnya empat masalah fungsional ini membentuk dasar dari spesifikasi yang
terperinci mengenai fungsi penting untuk keberlangsungan (survival) dari
setiap sistem sosial. Menurut Parsons (1953) diacu oleh Hamilton (1983)
keberlangsungan (survival) merupakan fungsi utama seluruh masyarakat
yang melibatkan pembelajaran terhadap segala sesuatu yang mengikat anggota
masyarakat untuk bersatu melalui bahasa serta nilai-nilai sosial dan budaya.
Berdasarkan pengembangan dari WPTA, Parsons
membentuk empat paradigm fungsi yang disebut “four function paradigm”
atau skema AGIL yang digambarkan sebagai berikut:
Adaptation (A)
Goal Attainment (G)
Latency (L) Integration (I)
Gambar
1. Skema fungsi AGIL
Parsons
(1953) dipacu
oleh Hamilton (1983) mengaplikasikan model konseptual ini terhadap pengembangan
dari disiplin ilmu yang luas mulai dari ekonomi,
kesehatan mental, politik, sistem kepribadian, dinamika kelompok, sosialisasi, pendidikan, agama, hukum,
organisasi, dan lain-lain. Berdasarkan hasil-hasil
pengembangan skema AGIL tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa empat masalah fungsional utama dalam
keberlangsungan sistem yaitu adaptasi, pencapaian
tujuan, integrasi dan pemeliharaan sistem yang berada pada tingkatan system kepribadian, sosial, dan budaya.
Keluarga sebagai unit social terkecil
merupakan tulang punggung pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut yang selanjutnya menentukan keberlangsungan
serta keseimbangan sistem social yang
lebih luas (Sunarti 2001).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar